OPINI

MENYUSUR PINTU MABRUR

Jema’ah haji dari Majalengka sudah mendapat di bandara Kertajati. Itu merupakan perjalanan kloter terakhir dari rangkaian penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. 221 ribu muslim dari Republik dengan penganut Islam terbesar telah memenuhi panggilan Allah seraya menggemakan kalimah talbiah “Labaik Allahuma labaik. Aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah”.

Alhamdulillah,saya    sendiri bersama istri (alm Hj Ai Rukmini), tahun 1994 mendapat kesempatan menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima itu.

Ada beberapa kebetulan yang kemudian menorehkan kenikmatan dalam beribadah itu.

Kebetulan pertama satu rombongan dengan K. H Abdullah Gymnastiar yang dikenal dengan nama akrab Aa Gym. Kiyai sejuta ummat itu,waktu itu baru take off sebagai ustadz. Tapi talentanya sebagai juru tauziah sudah mulai kentara.

Sebelum berangkat, diperjalanan dan di tanah suci beliau senantiasa memberi tauziah kepada rombongan jemaah. Ketika wukuf di Arafah,Aa juga menjadi imam dan khatib sholat wukuf. Saya mulai mengagumi kiyai muda itu. Tutur kata yang tertata rapi dan memimpin doa dengan melankolis. Nyaris semua jemaat menangis tersedu. Setidaknya berlinang air mata.

Kebetulan kedua, saya (kami) bertemu dengan pak Harmoko. Menteri penerangan tiga periode itu,tahun itu bertugas sebagai Amirul hajj.

Suatu senja lepas sholat isya, beliau dan rombongan datang ke maktab kami di Azijiyah, kota Mekkah. Kebetulan yang ini, melahirkan rasa bangga dan bahagia bagi saya secara pribadi.

Di luar dugaan beliau masih kenal saya. Padahal kami sudah lama kami tak jumpa.

Seingat saya terakhir kami ketemu tahun 1982 dalam Rakernas SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar) di Linggarjati Kuningan Jawa Barat. Waktu itu saya hadir sebagai sekretaris SPS Jawa Barat dan beliau (masih) sebagai ketua Umum PWI.

Setahun kemudian (1983), beliau diangkat jadi Menteri Penerangan. Jadi kami sudah 11 tahun tak bertemu.

Subhanallah, Alhamdulillah, beliau masih ingat saya. Begitu sampai di maqtab Azijiyah, beliau (kini sudah narhum), langsung menuju tempat saya berdiri, menyalami dengan erat, cipika cipiki. Lalu berbalikmenghadap para jemaah lain, seraya berkata “Ini teman saya, wartawan dari Bandung”.

Nikmat yang saya peroleh dari kebetulan itu adalah kebanggaan kerena peristiwa didekap menteri itu,ditonton sekitar 200 orang jemaah lain penghuni maqtab itu.

Selama itu memang tidak banyak jemaah yang tahu bahwa saya seorang wartawan, kecuali beberapa orang teman satu regu yang berasal dari Bale Endah. Bahkan ketua kloter (182), Mohammad Alcaf (dari angkatan muda Parmusi) mengaku baru tahu waktu itu. Dan sejak itu dia memperlakukan saya dengan baik dan hormat.

Saya berkenalan dengan Harun Mohammad Kohar (nama asli Harmoko) tahun 1976.  Waktu itu saya mengikuti KLW (Karya latihan Wartawan) tingkat redaktur di Cipayung Bogor.

Kesan saya terhadapnya, dia orangnya supel, rendah hati panjang ingatan dan pekerja keras.

Semua teman dekat dipanggilnya bung. Dia juga enjoy jika dipanggil bung, bung Harmoko.

Ada pula kebetulan lain meski tidak terlalu signifikan.

Ternyata kami juga satu angkatan haji dengan Chairun Nasihin. Laki laki paru baya dari Lamongan Jawa Timur itu juga berangkat pada tahun (1994) itu.

Tahun 1992 Chairun juru adzan disebuah masjid di Lamongan itu, nekad menyelinap naik pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jemaah haji dari Embarkasi Juanda Surabaya.

Diatas pesawat dia kepergok pramugari lagi celingukan di kursi istirahat pramugari. Maka terbongkarlah dia sebagai haji ilegal.

Rapat kilat crew pesawat dan ketua kloter memutuskan mengembalikan Chairun Nasihin ke Surabaya.

Dan sesampai di Jeddah, dia dipulangkan dengan pesawat kosong.

Peristiwa itu menggemparkan seluruh jagat. Tak hanya di Surabaya tapi se Nusantara. Bahkan ke beberapa belahan dunia.

Ternyata tahun 1994 itu Nasihin diberangkatkan Dahlan Iskan. Bahkan boss Jawa pos itu membiayai Nasihin dengan ONH Plus.

Peristiwa itu ternyata membawa tuah bagi Jawa pos. Berita tentang haji nekad itu berhasil mengangkat Tiras Jawa pos secara signifikan.

Pengalaman ibadah haji itu saya tulis dalam sebuah tulisan berdurasi lima seri di Harian Mandala. Tulisan itu saya beri judul “Menyusur pintu mabrur”.

Haji Mabrur itu impian semua jemaah.

Doa semua orang bagi seorang calon jemaah pasilah “semoga mabrur”.

Dan sayapun menerima doa itu dari banyak orang ketika mau berangkat.

Dalam hal tertentu, kadang doa itu menjadi beban yang terasa menekan.

“Tiada pahala bagi seseorang yang hajinya mabrur kecuali  surga”

Kalimat pendek, jelas dan enak dibaca itu adalah sebuah hadits rosul.

Hadits itu merupakan salah satu hukum atau syar’i Islam selain Al-Qur’an. Secara sederhana hadits adalah ucapan dan perbuatan Rosul yang harus digugu dan ditiru seluruh ummat.

Allah sendiri telah mengakui otoritas hadits itu.

“Apa yang dikatakan rosul kepadamu, ikutilah.Apa yang dilarang Rosul kepadamu, tinggalkanlah ” (al Hasyir 7).

Pun demikian Rosulpun mengakui dan tunduk pada keberadaan, kebesaran dan kekuasaan Allah.

Simaklah hadits Riwayat Imam Muslim ini:

Dua perkara yang kutingaalkan kepada ummatku agar mereka selamat yaitu kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah ku (Al hadits).

Urusan atau perkara yang harus diketahui tentang mabrur merupakan hal lain yang patut dibahas dalam kajian khusus. “Haji mabrur “.

Insaallah dalam tulisan dan kesempatan lain akan kita bahas tentang itu.

Berikut ada beberapa nikmat yang kualami sepanjang 40 hari menjalani ibadah itu

Ketika kami, para jemaah sedang antri menghadapi pemeriksaan dokumen haji di depan imigrasi bandara King Abdul Aziz, Jeddah,tiba tiba lengan saya ditarik sedikit keras oleh seorang Askar.

Lalu dia minta seluruh dokumen haji saya.

Kemudian setengah digusur menuju pintu masuk ruang duduk bagi jemaah yang selesai menjalani pemeriksaan.

Haji, halal, teriaknya sambil mendorong saya masuk ruang tunggu.

Sementara saya masih terbengong bengong,jemaah lain masih pada berbaris menjalani antrian panjang di luar sana.

Saya baru sadar ketika teman teman yang sudah pada masuk, rame rame bilang

‘Pak haji mah enak ujug ujug dibawa masuk,tak harus antri “. kata beberapa mereka.

Dan waktu itu saya baru sadar apa yang terjadi.

Meski begitu sampai sekarang saya belum berhasil memaknai peristiwa itu.

Apa maksud Askar berbadan tegap itu membawa saya langsung masuk pintu yang dijaga ketat ?

Pada akhirnya, kumaknai peristiwa itu sebagai bantuan dan pertolongan Allah semata,yang wajib kusyukuri.

Nikmat kedua adalah muzibahnya doa.

Ceritanya begini.

Selama seminggu berada di Mekkah saya tidak berhenti mencari adik saya Enung Haryati. Dia dan suaminya Uun Darmadi (alm) berangkat dengan gelombang pertama dari Tasikmalaya, sedang saya dan istri gelombang kedua dari Bandung.

Keluarga di Tasikmalaya resah kerena sudah dua Minggu tidak ada kabar tentang mereka ke lembur.

Lelah mencari, lalu satu ketika ,lepas sembahyang subuh,saya berdoa di Multazam tempat yang diyakini sebagai tempat berdoa yang mustazam.

Subhanallah saat sedang menunggu waktu shalat magrib hari yang sama, tiba tiba saya melihat kepala adik ipar saya (Uun Darmadi) menyembul diantara deretan jemaah yang sedang duduk-duduk menunggu waktu shalat.

Tanpa sadar saya berteriak

Uuunnn !

Dan yang terjadi kemudian adalah, kami berempat berpelukan sambil bertangis tangisan. Suasana bahagia yang penuh haru. Terimakasih ya Allah engkau telah mengabulkan doa kami.

Dari rumah, saya membawa 5 pasang sendal jepit. Itu persediaan untuk mengatasi lantai diluar Masjidil Haram dan masjid Nabawi yang katanya panas luar biasa dan bisa melepuhkan kaki telanjang.

Alhamdulillah, itu sandal satu pasangpun tidak habis dipakai. Sampai dibawa pulang kembali ke rumah. Padahal Jemaah lain banyak yang menderita. Bahkan aa Gym sampai harus digendong jemaah lain kerena sandalnya hilang di pintu Masjidil Haram.

Jika dibuat kalkulasi, ibadah haji itu memang berat, lelah dan cape. Juga ada sedikit penderitaan. Tapi diatas semuanya adalah kebahagiaan. Malah ketagihan. Tanyalah semua orang yang baru pulang berhaji. Jawabannya pasti ingin kembali.*

Ari

Recent Posts

Warga Wringinputih Pasang Spanduk Protes, Dipicu Jalan Desa Rusak Parah

Semarang – //DJALAPAKSI NEWS// -- Sejumlah warga Desa Wringinputih, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, melakukan aksi…

2 jam ago

Diduga Oknum PNS dan PJLP UPS Badan Air LH DKI, Tega Jual Aset Pemda

Jakarta - //DJALAPAKSINEWS// – (10/09/2025), Sungguh keterlaluan ulah oknum PNS dan PJLP di lingkungan Dinas…

2 jam ago

SK Pensiun Resmi Diserahkan Wali Kota Cirebon

Cirebon - //DJALAPAKSINEWS// – (10/09/2025), Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, secara resmi hari kemarin menyerahkan…

2 jam ago

Pintu Air Sukabirus Solusi Atasi Genangan Air, Warga Sukabirus Apresiasi Respon Cepat Bupati Bandung

Bandung - //DJALAPAKSINEWS// -- (10/09/2025), Warga Kampung Sukabirus, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, menyampaikan apresiasi…

3 jam ago

Pemdes Solokanjeruk Jaga Aset Desa, Amankan Tanah Carik untuk Generasi Mendatang

Bandung - //DJALAPASINEWS// – Tanah carik merupakan aset desa yang tidak boleh diperjualbelikan dan wajib dikelola…

18 jam ago

Haornas 2025, Pemkot Tegal Beri Reward untuk Atlet dan Pelatih Berprestasi

Kota Tegal - //DJALAPAKSINEWS// – Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal memberikan penghargaaan kepada pelatih dan atlet…

19 jam ago