Puluhan Siswa SD Ungaran Keracunan, Makan Bergizi Gratis Berujung Krisis

Semarang – //DJALAPAKSINEWS// — (01/10/2025), Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang sebagai salah satu kebijakan unggulan pemerintah justru kembali mendapat sorotan tajam. Kejadian di SD Negeri 01 Ungaran, Kabupaten Semarang, sebanyak 20 siswa diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG pada Selasa kemarin.

Dua siswa bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit karena gejalanya cukup berat, sementara puluhan lainnya hanya bisa ditangani di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Kepala sekolah, Irmayani, menyebut gejala yang muncul berupa pusing, mual, hingga sesak napas.

“Dari total 589 murid, ada sekitar 20 yang terdampak. Semuanya muncul gejala tidak lama setelah makan,” jelasnya.

Puding Diduga Jadi Tersangka Utama

Meski menu MBG hari itu terdiri dari rendang, tahu bola, sayuran, dan puding, sorotan tajam langsung mengarah pada hidangan penutup. Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang, Joko Sriyono, menyebut puding kemungkinan besar menjadi pemicu karena kesalahan teknis penyimpanan.

“Idealnya puding harus disimpan di suhu di bawah 5 derajat. Jika tidak, bakteri sangat cepat berkembang. Apalagi kapasitas dapur penyedia MBG sangat besar, rawan terjadi kelalaian,” tegasnya.

Ia juga menilai kasus ini bukan hanya soal satu kali insiden, melainkan cermin lemahnya manajemen dan pengawasan dalam rantai produksi makanan MBG. Dari proses pengolahan, distribusi, hingga penyimpanan, ada celah yang berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak.

Evaluasi Serius Dinas Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Dwi Saiful Noor Hidayat, memastikan kondisi seluruh siswa kini sudah stabil dan dipulangkan. Namun, ia tidak menampik adanya masalah yang harus ditindaklanjuti.

“Kami akan melakukan investigasi menyeluruh, termasuk uji laboratorium sampel makanan. Pemerintah daerah akan berkoordinasi untuk mengevaluasi penyelenggaraan MBG,” ujarnya.

Pertaruhan Program Strategis

Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah program MBG benar-benar siap dijalankan di lapangan dengan standar keamanan pangan yang ketat?

Kritik publik mulai mencuat, mengingat MBG digadang-gadang sebagai salah satu proyek prioritas pemerintah pusat dengan alokasi anggaran besar. Namun, jika di tingkat pelaksana masih terjadi kelalaian mendasar, dampaknya justru bisa merusak kepercayaan masyarakat.

Bukan hanya soal keracunan, kasus ini juga menyingkap potensi masalah lain:

Dapur produksi penyedia MBG sering kali tidak sebanding dengan kapasitas ribuan porsi yang harus dipenuhi setiap hari.

Rantai distribusi yang panjang membuat makanan rentan basi, terutama jika tidak dilengkapi fasilitas pendingin memadai.

Minimnya pengawasan dari pihak sekolah maupun instansi terkait membuka celah terjadinya kelalaian.

Alarm bagi Pemerintah

Kasus SD Negeri 01 Ungaran hanyalah satu contoh kecil, namun menjadi alarm keras bahwa program MBG tidak boleh sekadar dikejar kuantitas. Standar higienis, tenaga ahli gizi, hingga rantai penyimpanan makanan harus diaudit ketat.

Publik menilai, jika pemerintah serius ingin menyehatkan generasi muda melalui MBG, maka keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas nomor satu. Sebab, apa gunanya program bergizi gratis jika justru membawa risiko keracunan massal?//Ew/Imas/BA//.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contoh Menu Header Tetap