Yogyakarta

Mahakarya Pameran Pedang, Parang dan Golok 2025 Digelar di Pendopo Tamansiswa Yogyakarta

Yogyakarta – //DJALAPAKSINEWS// — (22/11/2025), Senjata pedang, parang, dan golok merupakan bagian dari senjata tradisional nusantara yang memiliki sejarah panjang dan kaya. Sejarah senjata pedang, prng, dan golok dapat ditelusuri hingga zaman prasejarah di Nusantara, di mana senjata ini telah menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.

Pedang, prang, dan Golok digunakan oleh masyarakat pribumi Nusantara secara umum sebagai alat pertanian untuk membersihkan lahan, memotong tanaman, dan aktivitas pertanian lainnya. Selain itu, pedang, parang, dan golok juga digunakan sebagai senjata untuk melindungi diri dari serangan hewan buas atau dalam pertempuran antarsuku.

Even yang terselenggara dalam bentuk pameran ini, pertama kali digelar di Jawa Barat. Selanjutnya Jogja merupakan daerah kedua yang didatangi. Rencananya, kegiatan semacam ini akan diselenggarakan keliling di beberapa daerah di Indonesia.

Ketua Penyelenggara Ki Gatot Susanto mengatakan, bahwa acara ini dilksnakan selama 3 hari, (21 – 23 November 2025), yang diselenggarakan di Pendopo Tamansiswa Yogyakarta. Ungkapnya.

Dalam acara ini berbagai kegiatan lainnya digelar secara bersamaan seperti peluncuran buku, pameran dan bursa pusaka, sarasehan, dan berbagai pertunjukan dari berbagai daerah di Indonesia. Tambahnya.

Peserta yang berasal dari daerah Kota Banjar Jawa Barat “ABAH ALI” yang didampingi oleh EYANG LEWANG yang juga merupakan Para Tokoh Budaya di Tim NGAJI BUDAYA Kota Banjar mengatakan, bahwa acara Mahakarya Pesona pedang, parang, dan golok 2025 ini digelar dengan begitu meriahnya, sehingga peserta dari dari seluruh nusantara yang berjumlah 75 stand ini semuanya penuh terisi dengan berbagai jenis senjata tradisional. Ujarnya.

“Keberadaan senjata tradisional seperti pada pameran ini bukan sekedar karya logam tetapi lebih dari itu merupakan sebuah karya adiluhung para empu yang menjadi warisan dari para leluhur kita dan juga penuh dengan makna filosofi yang  luhur serta menjadikan simbol integritas kepemimpinan masa lalu”, Tambahnya.

Perlu diketahui juaga bahwa UNESCO secara umum telah mengakui keberadaan KERIS sebagai WBTb dunia, dan saat sekarang ini kita secara bahu membahu sedang mengajukan keberadaan pedang, parang, dan golok ini bisa masuk sebagai WBTb dunia juga, Pungkasnya.//Yanto//

Ari

Share
Published by
Ari

Recent Posts

Upaya Mitigasi Risiko Kecelakaan Jelang Nataru, Ramp Check Angkutan Umum

Cirebon - //DJALAPAKSINEWS// – (20/12/2025), Ramp Check kendaraan angkutan umum penumpang yang dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon…

3 jam ago

Seorang Pria Tanpa Identitas Ditemukan Meninggal di Teras Ruko Kosong Banyumanik

Semarang - //DJALAPAKSINEWS// -- (20/12/2025), Seorang pria tanpa identitas ditemukan meninggal dunia di teras ruko kosong…

3 jam ago

Pelindo Sub Regional Jawa Perkuat Sinergi Hadapi Nataru 2025/2026, Kantor Staf Presiden Beri Apresiasi

Surabaya - //DJALAPAKSINEWS// – 20/12/2025), Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menerima kunjungan kerja Plt.Deputi IV Kepala…

3 jam ago

Dirut PGN Turun Langsung di Bencana Aceh dan SumUt, Kawal Misi Kemanusiaan

Aceh - //DJALAPAKSINEWS// – (20/12/2025), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina…

3 jam ago

Respon Beragam GEMAR: Antara Simbol, Peran Ayah, dan Masa Depan Anak

Semarang - //DJALAPAKSINEWS// -- (19/12/2025), Beredarnya edaran Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR) yang digagas pemerintah…

23 jam ago

Dugaan Pencemaran Nama Baik oleh Oknum Wartawan, Giliran PWI Tuban Melaporkan ke Polres

Tuban - //DJALAPAKSINEWS// -- (19/12/2025), Setelah Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bojonegoro melaporkan dugaan…

23 jam ago