The Radiant Center, Wali Kota Cirebon: Kuatkan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Wisata Budaya

Tangsel – //DJALAPAKSINEWS// – (21/12/2025), Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menegaskan bahwa kekayaan sejarah dan budaya Kota Cirebon tidak boleh berhenti hanya pada narasi kebesaran masa lalu. Ia menyerukan pentingnya aksi nyata dan kolaborasi kolektif dalam momen malam silaturahmi bertajuk “Menyatukan Langkah dan Menguatkan Cirebon” di The Radiant Center, Tangerang Selatan, pada Jumat kemarin.

​Dihadiri sejumlah kepala daerah dan tokoh masyarakat, Wali Kota menyatakan bahwa tanpa langkah konkret, aset budaya Cirebon yang melimpah hanya akan menjadi pajangan sejarah. Ia menekankan bahwa pembangunan sektor pariwisata dan seni budaya memerlukan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan agar visi besar memajukan daerah dapat segera terakselerasi di lapangan.

​”Cirebon kaya akan sejarah dan budaya, tapi jika kita hanya berdiam diri tanpa aksi nyata, semuanya akan percuma. Mari kita berhenti hanya bicara soal potensi dan mulai lakukan sesuatu yang nyata untuk Cirebon yang lebih maju,” tegas Wali Kota di hadapan para tokoh dan pemerhati budaya.

​Wali Kota juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam menyukseskan visi pembangunan Kota Cirebon tahun 2025-2029. Pemerintah Kota berkomitmen menghadirkan perubahan signifikan melalui pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi. Fokus utama diarahkan pada penguatan jati diri budaya lokal sebagai motor penggerak ekonomi, sehingga modernisasi yang terjadi tidak menghilangkan akar tradisi masyarakat.

​Ia berharap dialog seperti ini melahirkan keselarasan antara aspirasi para pegiat budaya dengan program strategis pemerintah. Menurutnya, menyatukan persepsi sejak dini adalah kunci agar Cirebon tetap kokoh sebagai pusat peradaban di tengah pesatnya pembangunan global.

“Langkah ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pariwisata yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga hidup secara nilai,” tuturnya.

​Senada dengan visi tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, memaparkan peta jalan strategis pariwisata dengan konsep “Setara dan Berkelanjutan”. Peta jalan ini merupakan turunan dari semangat aksi nyata yang diinstruksikan Wali Kota untuk membenahi tata kelola wisata dalam beberapa tahun ke depan.

“Kita tidak hanya membangun fisik, tetapi menghidupkan kembali roh ‘Living Heritage’ di kawasan keraton agar menjadi pusat budaya dan sejarah yang mendunia. Inilah wujud aksi nyata kita dalam menjaga warisan leluhur sekaligus mengemasnya secara profesional untuk menarik wisatawan,” ungkap Agus Sukmanjaya saat menjelaskan rencana pengembangan kawasan pariwisata Kota Cirebon tahun 2026-2029.

​Dalam paparannya, pemerintah telah memetakan kawasan prioritas yang mencakup Wisata Keraton (Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, dan Kaprabonan), Wisata Bahari di area Kejawanan, hingga revitalisasi Kawasan Kota Lama. Setiap wilayah akan dirancang memiliki penanda visual (landmark) serta fasilitas publik ikonik yang mengutamakan kenyamanan pengunjung tanpa merusak nilai-nilai historis yang ada.

Strategi pengembangan ini juga menyentuh aspek kewilayahan di setiap kecamatan. Di Kecamatan Kejaksan, fokus dilakukan pada penataan kawasan perdagangan dan revitalisasi Kali Sukalila. Sementara di Lemahwungkuk, penekanan diberikan pada ekonomi pesisir. Adapun Kecamatan Kesambi, Harjamukti, dan Pekalipan masing-masing diproyeksikan sebagai pusat layanan publik, pemberdayaan UMKM urban farming, serta sentra kuliner berbasis ruang publik yang berkualitas.

​Agus juga mengajak seluruh elemen untuk menyukseskan “Calendar of Event” yang telah disusun, termasuk festival budaya skala nasional.

“Melalui integrasi dengan kawasan Metropolitan Rebana dan optimalisasi blue economy di pesisir, Kota Cirebon optimis mampu bertransformasi menjadi pusat jasa dan perdagangan yang tetap bangga dengan identitas heritagenya,” pungkasnya. //Utoyo//

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contoh Menu Header Tetap